search

Senin, 04 Maret 2013

Dari sawah menjadi villa di kaki gunung salak

Hilangnya Sawah Petani di Kaki Gunung Salak  

(villa yang berada di kaki gunung salak)

hai kawan ,kali ini saya share tentang hlangnya sawah yang menjadi villa.Bagi warga Desa Sukaharja Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor, bertani bukan lagi hal yang menarik. Bukan karena mereka malas berkerja, tapi hampir tidak ada lagi petani yang punya tanah berladang di sana. "Sebanyak 80 persen lahan di sini sudah milik orang Jakarta," ujar Kepala Rukun Warga 05 Ahmad Soleh, pekan lalu.

Ambil contoh di RT 05 RW 05, dari 99 keluarga hanya ada satu warga yang masih masih memiliki tanah mencapai 500 meter persegi. Lainnya, rata-rata hanya memiliki tanah seluas 60-100 meter persegi. "Hanya tinggal tanah untuk tempat tinggal, rumah, dan halaman warga saja. Hampir tidak ada warga yang memiliki sawah," ujarnya.
Kondisi itu bermula pada 1996, ketika sejumlah orang yang mengaku sebagai perwira militer datang membeli lahan warga. Harganya sangat murah, Rp 750 per meter persegi. Ladang lantas dikapling-kapling dan selanjutnya dijual ke sejumlah jenderal dan orang yang berminat. Tidak lama kemudian vila-vila mulai bermunculan di sana. Pemilik vila adalah para pesohor, dari pengusaha, artis, pengacara kondang, politikus, hingga mantan jenderal.
Kini warga desa di lereng kaki Gunung Salak itu tidak lagi punya ladang. Untuk bertahan hidup, sebagian dari mereka menumpang bercocok tanam di lahan kosong pemilik vila. Sebagian lain berkerja ke luar desa, menjadi buruh.
Tempo lantas mendatangi kantor kepala desa. Wawan, Sekretaris Desa Sukaharja, menyodorkan data kepemilikan vila di desanya pada 2010. "Ini yang terbaru, sejak 2010 hingga sekarang belum ada lagi pendataan," katanya.
Pada dua lembar kertas itu tercatat 34 orang yang memiliki vila di sana. Setiap orang menguasai lahan ribuan hingga 30 ribu meter persegi. Jumlah itu belum termasuk lahan yang tidak memiliki bangunan vila. Pihak desa memang tidak memasukkan lahan yang belum memiliki bangunan. "Dari 2010 ke sekarang pasti ada penambahan, tapi kami belum tahu datanya," ujarnya.
Sejumlah nama orang tenar tercantum di sana. Salah satunya adalah mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Widodo Adi Sutjipto yang memiliki vila di atas lahan 7.000 meter persegi di Kampung Gati, Sukaharja.
Widodo tidak sendiri, masyarakat mengenal sejumlah petinggi militer lain seperti seperti Laksamana Muda Amonaris dan Laksamana Arief Kushariyadi yang juga memiliki vila di Sukaharja.
Bahkan, pengacara Juan Felix Tampubolon dan artis Deddy Mizwar juga memiliki tetirah di sana. Vila milik calon Wakil Gubernur Jawa Barat, pasangan Ahmad Heryawan, itu berada di salah satu lereng tinggi di Kampung Pasir Tengah. Deddy sempat berkampanye di sana.
Deddy tidak menampik perihal kepemilikan vila itu. "IMB lengkap," katanya. Begitu juga dengan surat tanah, semua legal. "Sertifikat hak milik."
Bupati Bogor Rachmat Yasin mengatakan kondisi serupa juga terjadi di desa-desa lain di Kecamatan Cijeruk. Masalahnya memang area di sana tidak seluruhnya terlarang untuk pembangunan vila, asalkan memenuhi aturan. Namun ditengarai ada sejumlah vila yang melanggar aturan. "Tapi belum sempat kami tangani," katanya.
Alasannya, pihaknya sekarang masih fokus kepada penertiban vila di kawasan Cisarua, Puncak. Rachmat berjanji akan melakukan penertiban. "Sekaligus mengawasi jangan sampai ada peralihan fungsi lahan dan menyebabkan pengangguran. Tim Investigasi majalah Tempo edisi 4-10 Maret 2013menelusuri hulu Sungai Ciliwung dan Cisadane. Kondisi keduanya mengenaskan. Banyak area tangkapan air yang telah beralih fungsi menjadi bangunan vila. Bahkan, ratusan vila berdiri di zona inti Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.
sekian yang bisa saya share thanks.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar